Belajar Budaya di Langkau Etnika
Sebanyak 63 anak mengikuti kegiatan belajar budaya di Langkau Etnika, sebuah komunitas yang aktif dalam pelestarian budaya lokal. Acara ini berlangsung selama tiga hari, dari Selasa hingga Kamis, 4-6 Maret 2025. Dalam kegiatan ini, anak-anak mendapatkan pengalaman langsung mendengarkan dongeng serta menuangkannya dalam karya gambar. Program ini bertujuan menanamkan nilai budaya sejak dini kepada generasi muda, dengan mengusung kisah asal-usul burung ruai yang disampaikan oleh pendongeng Kak Rizal Al Ayubi.
Pembelajaran mengenal budaya Kalbar ini di ikuti oleh siswa Sekolah Dasar Pelita Cemerlang sebanyak 63 siswa beserta 4 guru pendamping. Materi budaya yang diberikan adalah mendongeng tentang kisah burung enggang yang dikemas gaya bercerita bebas dan melibatkan siswa secara langsung.
Penerapan metode mendongeng ini dipilih melalui proses pengkajian materi yang disesuaikan dengan anak usia sekolah dasar, sehingga materinya dapat ditangkap dengan mudah, pesan yang dapat disampaikan secara efisien, sehingga anak dapat menangkap nilai-nilai tentang hidup beserta budayanya sebagai bekal pergaulan sehari-hari
Menghidupkan Budaya Lewat Mendongeng
Mendongeng merupakan metode klasik yang terbukti efektif dalam memperkenalkan dan mewariskan nilai-nilai budaya kepada anak-anak. Pada kesempatan ini, Kak Rizal Al Ayubi membawakan cerita rakyat tentang burung ruai, salah satu burung yang memiliki makna penting dalam kebudayaan masyarakat Dayak di Kalimantan Barat. Kisah ini menceritakan tentang seorang putri bungsu dari tujuh bersaudara yang mengalami kedengkian dari kakak-kakaknya hingga akhirnya berubah menjadi burung ruai.
Burung ruai sendiri memiliki ciri khas bulu yang indah dan kerap digunakan dalam pakaian adat masyarakat Dayak Kanayatan. Lewat dongeng ini, anak-anak diajak untuk memahami nilai moral seperti kejujuran, kasih sayang, dan keadilan. Selain itu, mereka juga dikenalkan pada kearifan lokal yang selama ini menjadi bagian dari identitas budaya Dayak di Kalimantan Barat.
Menggambar sebagai Media Ekspresi Budaya
Selain mendongeng, kegiatan menggambar juga menjadi bagian dari acara ini. Setiap anak diberikan kesempatan untuk menuangkan imajinasi mereka ke dalam bentuk gambar, berdasarkan interpretasi mereka terhadap kisah burung ruai. Kegiatan ini bertujuan untuk mengasah kreativitas anak-anak sekaligus memperkuat pemahaman mereka terhadap budaya lokal.
Menurut salah satu peserta, kegiatan ini sangat menyenangkan karena ia bisa mendengar cerita baru dan kemudian mendapat juga materi menggambarnya sesuai dengan dunia anak-anak yang penuh dengan warna warni. Menggambar bisa bebas sesuai versinya sendiri. “Aku suka mendengar cerita burung ruai, karena menarik dan ada pesan baiknya. Aku juga menggambar burung ruai dengan warna-warna cerah karena menurutku burung ini spesial,” ujarnya dengan antusias.
Sementara itu, Kak Rizal Al Ayubi sebagai pemateri menyampaikan bahwa mengajarkan budaya melalui seni adalah cara yang efektif agar anak-anak tidak hanya mendengar tetapi juga terlibat aktif dalam proses pembelajaran. “Menggambar setelah mendongeng membantu anak-anak untuk lebih mengingat cerita dan pesan moralnya. Ini juga bisa menjadi cara agar mereka semakin mencintai budaya mereka sendiri,” jelasnya.
Peran Langkau Etnika dalam Pelestarian Budaya
Langkau Etnika sebagai penyelenggara kegiatan ini merupakan komunitas yang berkomitmen dalam melestarikan budaya lokal, khususnya tari, musik, teater, bahasa dan sastra daerah Kalimantan Barat. Komunitas ini telah banyak mengadakan berbagai kegiatan edukatif, mulai dari lokakarya penulisan naskah drama, lomba busana adat daerah, pegelaran tari dan musik, pameran seni rupa, hingga pementasan teater berbasis cerita rakyat.
Menurut salah satu panitia promotor kegiatan Langkau Etnika, Ozy Yunanda, kegiatan seperti ini sangat penting untuk terus dilaksanakan agar anak-anak tidak kehilangan identitas budaya mereka. “Sekarang ini, anak-anak lebih banyak terpapar budaya luar melalui media digital. Dengan adanya kegiatan ini, kami ingin mereka tetap mengenal dan mencintai budaya sendiri,” katanya menegaskan.
Dukungan dari berbagai komunitas di Kalimantan Barat dan pihak pemerintah terkait turut memperkuat upaya Langkau Etnika dalam menjaga kelestarian budaya daerah. “Kami berharap kegiatan ini dapat menjadi agenda rutin dan bisa menjangkau lebih banyak anak-anak di daerah lain,” tambah Ozy.
Antusiasme Peserta dan Harapan di Masa Depan
Antusiasme peserta terlihat sepanjang acara berlangsung. Mereka tidak hanya aktif mendengarkan cerita, tetapi juga bersemangat dalam sesi menggambar. Bahkan, beberapa anak berani mengajukan pertanyaan dan berdiskusi tentang makna cerita yang mereka dengarkan.
Siswa Pelita Cemerlang diberikan pendidikan berupa program Field Trip Belajar Budaya di “Langkau Etnika” untuk menumbuhkan minat bakat anak di bidang seni budaya. Salah satu orang tua peserta, mengungkapkan rasa syukurnya karena anaknya bisa mengikuti kegiatan ini. “Anak saya jadi lebih tahu tentang budaya Kalimantan Barat dan belajar banyak hal baru. Biasanya dia lebih suka main gadget, tapi sekarang dia jadi lebih tertarik dengan cerita rakyat,” ujarnya.
Mengenalkan nilai dan kearifan Lokal melalui cerita rakyat akan memberikan anak pemahaan tentang nilai budaya daerah, seperti gotong royong, kejujuran, dan keberanian. Ketua Langkau Etnika, Gabriel Armando mengatakan, kegiatan ini bertujuan menanamkan kecintaan akan seni budaya daerah sejak dini yang dikemas seasik dan sesantai mungkin. Sehingga pembelajaran tidak terkesan kaku dan akan menjadi pembelajaran menarik untuk anak.
Melalui program belajar budaya Langkau Etnika adapat menumbuhkan pemahaman tentang identitas dan rasa cinta terhadap budaya sendiri. Anak-anak yang terbiasa mendengar dongeng daerah akan lebih mengenali dan bangga terhadap warisan budayanya. Cerita yang diangkat dari budaya lokal sering kali kaya akan simbol dan fantasi, yang dapat merangsang kreativitas anak, tambah Gabriel Armando.
Ke depan, Langkau Etnika berencana untuk terus mengembangkan program serupa dengan mengundang lebih banyak pemateri dan memperluas cakupan materi budaya yang diajarkan. Selain mendongeng dan menggambar, mereka juga berencana mengadakan pelatihan seni tari, musik tradisional, dan kerajinan khas Kalimantan Barat.
Dengan adanya program-program seperti ini, diharapkan semakin banyak anak-anak yang mengenal dan mencintai budaya lokal. Tidak hanya sebagai bagian dari sejarah, tetapi juga sebagai identitas yang harus terus dijaga dan diwariskan kepada generasi berikutnya.